Tuhan telah mengaturnya. Mata makhluk ciptaannya itu disesuaikan dengan kegunaannya. Oleh karena itu kemampuan dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ada yang diciptakan-Nya untuk malam hari ada yang untuk siang hari atau untuk kedua-duanya. Ada yang untuk keperluan penyerangan atau sebaliknya ada yang untuk membela diri. Masing-masing itu memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Bajing / Tupai
Akan tetapi letak mata itu cukup dekat dengan pangkal kepalanya sehingga melalui kepalanya itu sambil lari memanjat pohon ia dapat melihat melalui punggungnya apakah ada yang mengejar atau tidak.
Atau sambil lari di atas tanah ia dapat melihat ke atas untuk mengawasi burung elang yang mengejarnya. Akan tetapi disamping kelebihannya itu ia mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat melihat dengan mudah ke arah samping.
Burung Elang
Mata burung Elang memiliki ketajaman penglihatan yang luar biasa untuk berburu. Ia dapat melihat seekor kelinci yang melompat-lompat diantara semak-semak ribuan kaki di bawahnya.
Kelinci
Akan tetapi si kelinci yang diburu itu memiliki mata di kedua belah kepalanya yang tempatnya sedemikian rupa sehingga dapat melihat elang yang memburunya dan yang sedang menukik untuk menyambarnya. Sekarang tinggal binatang yang mana yang beruntung.
Burung Hantu
Akan tetapi untuk menentukan tempat mangsanya ia lebih mengutamakan pendengarannya. Ia dapat menentukan dengan tepat posisi tikus dari suara dedaunan yang terusik oleh gerakan tikus mangsanya itu.
Burung hantu sebagai pemburu pada malam hari memiliki mata yang besar sekali, sedemikian besarnya sehingga bola matanya tidak dapat digerakkan di dalam rongga matanya itu.
Untuk menengok ke samping ia harus memutarkan lehernya dan ia dapat melakukannya sampai menengok ke belakang sekalipun. Selain dari pada itu matanya itu tajam sekali sehingga di dalam cahaya redup, dimana mata manusia tidak dapat malihat apapun, ia dapat menemukan mangsanya.
Burung Robin
Untuk dapat melihat mangsanya, misalnya seekor cacing, ia berdiri tegak dan menggerakkan kepalanya ke arah belakang, sehingga matanya itu ada pada jarak “dapat melihat”.
Rupanya seperti orang yang rabun dekat, untuk melihat benda dengan jelas (misalnya untuk dapat membaca) orang rabun dekat itu harus menjauhkan benda itu beberapa cm dari padanya.
Kucing
Oleh karena itu mata kucing bisa menyesuaikan diri baik untuk siang hari maupun untuk malam hari. Biji matanya (pupil) tidak bundar sebagaimana kebanyakan binatang- lainnya, melainkan lonjong (oval). Pada malam hari bentuk yang lonjong itu terbuka melebar sedang pada cahaya yang kuat atau terang mengecil sampai menjadi bentuk celah.
Mata seekor kucing akan berpijar (seperti menyala) bila disoroti cahaya lampu yang kuat, karena dibagian belakang matanya itu terdapat lapisan selaput yang bekerja seperti cermin yang memantulkan kembali cahaya yang mengenainya. Selain daripada itu didalam matanya itu terdapat sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya yang redup. Akan tetapi sel-sel itu tidak dapat membedakan warna alias buta warna.
Ikan
Pada kelompok ikan (demikian juga pada bunglon) kedua mataya itu bekerja masing-masing dengan bebas, tidak tergantung satu sama lain, misalnya mata kiri mengarah ke depan sedang mata kanan mengarah ke belakang.
Dengan demikian penglihatannya itu dapat mencakup jarak dan daerah pandang yang luas, karena dapat melihat kepada dua arah yang berbeda secaara simultan. Ikan tidak memiliki kelopak mata, jadi tidak dapat berkedip (selalu melotot). Dengan demikian air selalu dapat membersikannya dan karena itu matanya selalu bersih.
Laba-Laba
Laba-laba yang menangkap mangsanya dengan jaringnya dan menunggu mangsanya terperangkap, tidak begitu bergantung pada penglihatannya seperti laba-laba pemburu. Oleh karena itu baginya tidak menjadi masalah sifat rabun dekatnya itu.
Laba-laba pemburu mempunyai rumpun mata yang terdiri dari delapan buah mata yang terdapat pada punggungnya. Tiap-tiap mata dilengkapi lensa dan sel-sel yang dapat menangkap berkas cahaya.
Walaupun tidak ada seekor laba-laba yang dapat melihat dengan jelas suatu benda yang letaknya pada jarak lebih dari 30 cm, laba-laba pemburu itu dapat mengikuti gerakan sekecil apapun dari bayangan mangsanya yang berpindah-pindah dari satu mata ke mata berikutnya.
No comments:
Post a Comment