Saturday, 20 August 2011

Bonus Berpuasa Ramadan


  • Dok. Thinkstock
    Oleh: Prof Dr KH Achmad Satori Ismail/Republika
    "Watak manusia memang mencintai materi," (QS Ali Imran: 14). "Walaupun kesenangan materi adalah palsu dan menipu," (QS Ali Imran: 185, al-Hadid: 20). "Dan, jika dia tenggelam dalam kemateriannya maka posisinya bisa lebih rendah dari binatang," (QS al A'raf 179).
    Memang manusia harus seimbang antara materi dan rohani. Namun orang yang bisa melepaskan diri dari kekuasaan materi akan naik ke derajat malaikat. Saat orang berpuasa berusaha untuk meninggalkan kemateriannya dan menuju alam malakut. Sehingga Allah menyanjungnya dalam hadis Qudsi yang artinya:  "Setiap amalan anak cucu Adam adalah baginya kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku dan Aku akan langsung membalasnya. Puasa adalah perisai, jika salah seorang berpuasa jangan berkata kotor dan jangan bertengkar. Bila dihina seorang atau diajak duel, hendaknya menjawab: aku sedang puasa ..." (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
    Itulah bonus bagi orang yang puasa Ramadhan. Agar manusia yang materialis ini bisa tawazun (seimbang), Allah memberi motivasi dengan berbagai cara. Sebagai makhluk ekonom, ia tertarik dengan segala bentuk transaksi yang menguntungkan. Untuk itu Al Quran banyak menggunakan istilah ekonomi, seperti istilah transaksi (as-Shaf: 10), rugi dan timbangan (ar-Rahman: 9) dan lainnya.
    Supaya umat Islam di bulan Ramadan mencapai puncak dalam ibadah maka Allah menyediakan beragam bonus. Rasulullah SAW bersabda, "Umatku diberi lima keistimewaan pada bulan Ramadan yang tidak diberikan kepada umat sebelum mereka:  Bau mulutnya orang-orang puasa lebih wangi di sisi Allah dibandingkan bau minyak kasturi. Setiap hari malaikat memintakan ampunan bagi mereka saat berpuasa sampai berbuka."
    Allah menghiasi surga untuk mereka kemudian berfirman: "Hamba-hamba Ku yang saleh tengah melepaskan beban dan kesulitan maka berhiaslah, setan-setan dibelenggu sehingga tidak bisa menggoda dan orang-orang puasa diampuni dosa-dosa mereka pada malam terakhir bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bazzar, Al-Baihaqi).
    Selain itu pada malam pertama Ramadan setan dibelenggu, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan penyeru dari langi memanggil, "Wahai pencari kebaikan, songsonglah dan wahai pencari kejahatan berhentilah! Dan Allah membebaskan banyak manusia dari neraka setiap malam Ramadan."
    Orang yang berpuasa diberi keistimewaan dengan dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah di surga. Di surga ada pintu yang disiapkan untuk orang puasa, yaitu pintu Ar-Rayyan. Bila para shoimin di dunia telah masuk, semua pintu ditutup dan tidak ada yang masuk lagi selain mereka.
    Lebih dari itu, di bulan suci ini, Allah menyediakan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Barang siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu sungguh dia termasuk orang celaka. Demikian besar bonus yang disediakan Allah pada setiap Ramadan.
    Tidak cukupkah bagi kita untuk bermujahadah dalam beribadah demi menyongsong keutamaannya? Boleh jadi di antara kita, ada yang tidak bertemu kembali dengan bonus-bonus Ramadan.

No comments: