Monday, 11 July 2011

Maaf Bu, Ternyata Bayi Ibu Belum Meninggal

Hotmaida Boru Manalu, istri dari N Silaban baru melahirkan putra pertamanya, Senin (4/7/2011) malam. Dengan operasi cesar di RS Mitra Sejati jalan AH Nasution, Medan, akhirnya anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Karena belum berpengalaman mengurus si buah hati, Ibu N Silaban, Hotmaida Boru Sinaga akhirnya membantu pasutri ini untuk mengurus si buah hati.

Namun, seperti kena petir di siang bolong, kebahagiaan pasutri yang tinggal di kawasan Pancurbatu, Deliserdang ini tiba-tiba berubah menjadi tangisan. Pasalnya, Selasa (5/7) dini hari, sekira pukul 01.00 WIB, pihak Rumah Sakit Mitra Sejati memberi kabar kepada keluarga N Silaban bahwa anaknya yang baru berumur satu hari meninggal dunia.

Karena ibu si anak, Hotmaida Boru Manalu masih menjalani perawatan pasca operasi cesar, akhirnya N Silaban meminta tolong kepada ibunya, Hotmaida Boru Sinaga untuk mengurusi dan memakamkan jenazah anaknya.


Dengan berderai air mata, Hotmaida Boru Sinaga membawa jenazah cucunya pulang ke Pancurbatu pada pagi dini hari untuk dikebumikan. Dengan menaiki becak bermotor, sang nenek pun membawa pulang jenazah cucunya.

Setiba di kawasan simpang simalingkar, becak yang Ia tumpangi mogok. Jeritan dan tangisan Hotmaida Boru Sinaga pun semakin menjadi-jadi. Akhirnya sang nenek pun menggunakan taksi untuk membawa jenazah cucunya pulang.

Di rumah, jenazah sang cucu disambut oleh keluarga. Berdasarkan hasil musyawarah keluarga, sang cucu akan dikebumikan Selasa (5/7) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Pemakaman sang cucu yang belum diberi nama itu pun sudah disiapkan.

Sekira pukul 07.00 WIB, seorang perawat bayi di RS Mitra Sejati hendak memandikan bayi-bayi yang ada di RS Mitra Sejati, tiba-tiba diketahui bahwa bayi yang meninggal tadi Selasa (5/7) dini hari tersebut bukanlah anak dari pasangan N Silaban dan Hotmaida Boru Manalu. Melainkan anak dari pasangan Henri Panjaitan dan Hotmida Boru Nababan yang juga baru melahirkan anak prematur pada Minggu (4/7) pagi sekira pukul 05.00 WIB.


Sontak sang perawat pun menghubungi keluarga N Silaban dan memberitahukan bahwa bayi yang meninggal tersebut bukanlah bayi mereka. Hotmaida Boru Sinaga pun langsung kembali ke RS Mitra Sejati untuk mengantar jenazah bayi yang ternyata bukan cucunya itu.

Kemudian sekira pukul 09.00 WIB, perawat menelpon keluarga Henri Panjaitan untuk memberitahukan bahwa putra pertama mereka yang baru berumur dua hari sudah meninggal dunia. Henri sangat terkejut, pasalnya putra pertamanya yang akan diberinya nama Anugerah Panjaitan itu lahir sangat sehat dan tangisannya sangat keras.


Namun, nahas, belum sempat Ia menggendong putra pertamanya, Anugerah sudah meninggal dunia. Kesedihan berbalik menimpa pasutri Henri Panjaitan dan Hotmida Boru Nababan serta keluarga lainnya.

Sedangkan kesedihan langsung hilang dari keluarga N Silaban dan ingin secepatnya melihat anak pertamanya yang ternyata masih hidup dan tertidur pulas di kamar bayi lantai 2, RS Mitra Sejati.


Pagi itu juga, Hotmaida Boru Sinaga bertemu dengan Henri Panjaitan di RS Mitra Sejati sembari menyerahkan bayi yang sudah tak bernyawa itu.


Pagi itu, pihak RS Mitra Sejati meminta maaf sebesar-besarnya kepada kedua keluarga karena kesalahan informasi yang telah dilakukan pihak RS yang terletak di Jalan AH Nasution ini.


Keluarga Henri Panjaitan pun sangat kecewa dengan kematian anaknya ditambah lagi kecerobohan pihak RS Mitra Sejati yang salah memberikan informasi. Kekecewaan itu diungkapkan oleh abang kandung Henri Panjaitan, Binton Panjaitan yang ditemui Tribun Medan di RS Mitra Sejati, Jumat (8/7).


Binton merasa heran dengan apa yang terjadi, pasalnya kedua bayi tersebut berada di kamar yang berbeda. Bayi pertama adiknya ada dikamar 307 lantai 3. Sedangkan bayi pasangan N Silaban dan Hotmaida Boru Manalu ada di kamar lantai 2. "Saya heran kenapa bisa tertukar, padahal kamarnya berbeda, untung saja tidak sempat dikuburkan oleh keluarga itu di Pancurbatu," ujar Binton.


Pada hari Selasa (5/7) itu juga, jenazah bayi prematur tersebut pun dimakamkan di Delitua.


Ia juga heran apa yang menjadi penyebab keponakannya meninggal, padahal pada saat lahir dua hari lalu, bayi tersebut dalam keadaan sangat sehat. "Kita sudah siapkan nama anak itu nantinya Anugerah Panjaitan, dia lahir sangat sehat, saya yang pegang bayinya waktu mau di rontgen, makanya kami heran kok tiba-tiba meninggal," ujar Binton.


Kekecewaan Binton dan adiknya semakin bertambah, ketika pihak RS Mitra Sejati yang berjanji menanggung semua biaya rumah sakit ternyata tidak ditepati. "Mereka pertama janji bayar biaya rumah sakit, tiba-tiba sekarang malah minta kita bayar setengah," ungkapnya.

Untuk membicarakan masalah biaya tersebut, pihak RS Mitra Sejati pun memanggil keluarga Henri Simanjuntak. Namun setelah menunggu dari pukul 09.00 WIB, pihak RS tak juga muncul.


Puluhan wartawan yang datang ke RS Mitra Sejati pun berusaha mengonfirmasi masalah tertukarnya anak tersebut dan terkait masalah pembiayaan kepada pihak manajemen RS. Namun setelah menunggu selama tiga tersebut tak ada satu pun pihak manajemen yang buka mulut.


Ketika ingin mewawancarai pihak keluarga N Silaban di lantai 3 malah diusir pihak sekuriti dan dilarang meliput karena pihak managemen RS tidak ada di tempat. "Pihak managemen sedang keluar, tidak satu pun disini," ujar Supardi seorang sekuriti sambil menyuruh para wartawan keluar dari ruang tunggu RS di lantai 1.

No comments: