Setidaknya demikian hasil pengamatan jejaring sosial untuk para profesional LinkedIn terhadap sekira 100 juta profil penggunanya sebagaimana dilansir Yahoo News.
LinkedIn merilis sejumlah nama yang populer digunakan dalam profesi tertentu. Contoh lain, nama Ryan, Matt atau Jessica ternyata populer di kalangan atlet; insinyur wanita di Amerika Serikat kemungkinan besar bernama Kiran; sedangkan nama Thierry populer di kalangan industri restoran serta jasa makanan seluruh dunia.
Meski nama tidak menentukan nasib seseorang, sejumlah riset menunjukkan jika nama memiliki dampak jangka panjang terhadap seseorang. Misalnya, seorang laki-laki yang memiliki nama feminin rata-rata bermasalah ketika menjalani sekolah menengah. Ini bisa jadi dikarenakan mereka harus menghadapi ejekan teman-teman mereka.
Selain itu, memiliki nama yang merepresentasikan status sosial ekonomi atau ras tertentu rupanya ikut mempengaruhi perlakuan orang lain terhadap Anda.
Dalam sebuah eksperimen yang dipublikasikan National Bureau of Economic Research 2003 lalu, resume atau CV dengan nama yang lebih mewakili ras kulit putih seperti Emily atau Greg, memiliki kemungkinan dipanggil kembali lebih tinggi 30 persen ketimbang mereka yang mempunyai nama seperti Lakisha atau Jamal (mewakili kulit hitam), meskipun resume mereka sama persis.
Kendati merupakan penemuan menarik, LinkedIn menggarisbawahi bahwa analisa ini terbatas pada anggota jejaring sosial tersebut.
No comments:
Post a Comment